Peserta
diklat sebanyak 1500 peserta berasal dari perwakilan seluruh Indonesia,
akan mengikuti kegiatan selama tiga hari kedepan, 9-11 April 2013.
Seluruh kegiatan dipusatkan di lokasi Komplek Yayasan Minhajurrosyidin
dengan menempati 2 (dua) aula.
Disamping
mengikuti kegiatan diklat yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
personil anggota SENKOM, juga dilakukan Rakornas dengan Mabes Polri
untuk kembali mengevaluasi berbagai peran serta SENKOM dalam kegiatan
Kamtibmas serta sosialisasi program tahun 2013 dan memperkenalkan
kepengurusan nasional, serta propinsi.
Ketua
Umum Senkom Mitra Polri, H.M Sirot, SH, SIP mengatakan, tujuan diadakan
diklat ini selain untuk meningkatkan kemampuan personil SENKOM juga
untuk mengokohkan kembali semangat serta komitmen dalam peran serta
sebagai warga negara memperkokoh persatuan dan kesatuan.
"Seperti diketahui dewasa ini semakin banyak dan semakin tinggi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat, yang ini jelas akan melemahkan sendi-sendi kita dalam berbangsa dan bernegara,” terang Sirot.
Untuk
itu, kemampuan personil masyarakat yang tergabung dalam KUATCAD
(kekuatan cadangan) harus ditingkatkan sehingga benar-benar menjadi
RATIH (Rakyat Terlatih, red) yang siap berperan dalam menjaga ketertiban dalam hidup bermasyarakat.
Apalagi
ancaman itu juga makin canggih, tak hanya fisik, melainkan juga
ideologi yang mengancam landasan kita dalam berbangsa dan bernegara,
Demikian halnya kejahatan siber, dengan kemampuan di bidang telematika
personil senkom juga dapat membantu pemerintah dalam melacak dan
melakukan intercept terhadap pelaku cybercrime.
"Pelatihan
ini juga menjadi semacam ujian bagi personil SENKOM mengenai komitmen
kami dalam peran aktif terhadap negara. Mereka datang dari seluruh
Indonesia membiayai dirinya sendiri, " jelas Sirot.
Dalam
rekrutmen, seorang calon anggota SENKOM harus memiliki penghasilan
tetap baik dengan bekerja atau memiliki usaha sendiri. Dari sinilah
kemandirian itu terbentuk karena anggota bisa membiayai dirinya sendiri
dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di tingkat nasional maupun di
daerah masing-masing.
Disamping
kemandirian, seleksi masuk SENKOM juga tergolong ketat, karena seorang
calon anggota harus menjalani tes kecakapan hingga dinyatakan lulus.
Namun yang biasanya dianggap sulit justru komitmen moral ketika seorang
calon anggota harus dapat membuktikan dirinya "bersih" dari Moh Limo
atau tidak melakukan lima hal.
"Moh
Limo ini falsafah yang dikenalkan oleh Sunan Ampel, salah satu
Walisongo, memang tidak ada dalam AD/ART namun harus lolos dalam fit and proper test
calon anggota. Moh Limo ini mencakup "5 tidak": Tidak Madat atau
narkoba (termasuk tidak merokok); Tidak Madon (main perempuan), Tidak
Minum Miras, Tidak Main (judi), Tidak Maling (kriminil). Sebab itulah
pola rekrutmen pun selain dilakukan dengan sistem rekomendasi," ungkap
Ketum Senkom menjelaskan
0 komentar:
Posting Komentar